Kamis, 02 Mei 2013

Panduan Teknik Bermain Organ sistim 2 jari

BAB I PENGENALAN TANGGA NADA DAN NADA DASAR PADA TANGGA NADA MAYOR A. Pengertian Tangga Nada Diatonis Tangga Nada Diatonis Tangga nada Diatonis adalah tangga nada yang mempunyai pola jarak 1 dan ½. Tangga nada semacam ini ada 2 macam, yaitu : a. Tangga nada Mayor Tangga nada Mayor adalah tangga nada yang mempunyai pola jarak : 1 - 1 - 1/2 - 1 - 1 - 1 - 1/2 Tangga nada Mayor disebut juga sebagai tangga nada Mutlak, artinya sebuah tangga nada yang susunan nadanya terdiri dari semua jenis nada (dalam hal ini diaplikasikan sebagai nama nada/huruf) harus tertulis tidak ada yang kurang tidak ada yang dobel, Oleh sebab itu sebelum menyesuaikan aturan jarak harus disusun dulu abjad/huruf. contoh : (1) G Mayor = G - A - B - c - d - e - fis - g (2) F Mayor = F - G - A - Bes - c - d - e - f b. Tangga nada Minor Tangga nada Minor adalah tangga nada yang mempunyai pola jarak : 1 - 1/2 - 1 - 1 - 1/2 - 1 - 1 contoh : (1) E minor = E - Fis - G - A - B - c - d - e (2) D minor = D - E - F - G - A - Bes - c – d Namun kita akan membatasi bahasan pada tangga nada mayor, yang nada awalnya selalu diawali dengan nada “do”, “mi” atau sol. Karena seluruh partitur dalam buku Doding Haleluya GKPS memakai tangga nada mayor. Bagaimanakah cara menyusun susunan nada dan nada dasar pada tangga nada mayor? Untuk memulai kita harus berpatokan kepada nada dasar netral atau asli, yaitu C = do. Pada nada dasar ini, semua nada adalah asli atau bentuk baku. Artinya semua nadanya adalah original, belum mengalami kres atau mol. Susunan nada pada tangga nada mayor dengan nada dasar C = do adalah : c – d – e – f – g – a – b – c’. atau do – re – mi – fa – sol – la – si – do’. Do terakhir memiliki tanda aksen, itu artinya bahwa oktavenya telah naik dari nada sebelumnya, sehingga sering juga disebut sebagai nada “do tinggi”. Tinggi rendahnya suara manusia tidaklah sama, demikian juga warna suara manusia tidak ada yang sama. Sehingga perlu penyesuaian nada dengan cara menurunkan ½ nada atau menaikkan ½ nada. Nada yang diturunkan ½ nada dari nada natural disebut juga mol dengan lambang seperti huruf “b” kecil. Sedangkan nada yang telah dinaikkan ½ nada dari nada natural disebut juga kres, dengan lambang tanda pagar (#). Banyaknya jumlah mol dan kres pada tangga nada (not balok) menandakan bahwa nada pada nada dasar tersebut telah mengalami mol atau kres sejumlah lambang mol / kres yang ditulis pada tangga nada. Perhatikan gambar dibawah ini, hitunglah berapa banyak lambang mol pada tangga nada dibawah ini. Terlihat jelas ada tiga buah tanda / lambang mol pada tangga nada diatas, artinya pada tangga nada diatas ada 3 buah nada yang telah diturunkan ½ nada dari nada natural. Nada tersebut adalah nada ketiga, keenam dan ketujuh. Bagaimanakah cara menentukan nada dasar pada tangga nada yang berkres atau mol ? perhatikan susunan nada pada nada dasar (netral) atau C = do. C = do artinya nada do pada tangga nada tersebut tinggi/rendahnya adalah setinggi nada C pada nada dasar natural. Susunannya adalah sebagai berikut : c – d – e – f – g – a – b – c’. untuk menentukan nada dasar pada tangga nada yang telah diturunkan (mol), adalah dengan cara menunjuk nada ke-4 dari C= do. Nada ke empat pada susunan nada C = do adalah F = do. Berarti untuk nada dasar 1 mol adalah F = do. Kemudian nada ke empat dari nada dasar 1 mol (F= do) tersebut diturunkan lagi setengah nada, dan namanya diakhiri dengan sebutan “es”. Sehingga susunannya menjadi seperti berikut ini : f – g – a – bes – c – d – e – f’ . nada keempat pada nada dasar F = do adalah b, tetapi karena diturunkan ½ nada maka nada “b” itu berubah menjadi “bes”. Untuk menentukan nada dasar bermol berikutnya (2b) adalah dengan menunjuk nada ke empat pada pada 1b. sehingga kita dapat nada Bes sebagai nada dasar untuk nada 2 mol dengan susunan nada : bes – c – d – es – f – g – a – bes. Nada keempat pada nada Bes = do (2b), kita jadikan lagi menjadi nada dasar untuk 3b, sehingga susunan nadanya menjadi : es – f – g – as – bes – c – d – es’. Dan nada ke empat tersebut adalah nada dasar untuk empat mol, demikian seterusnya sehingga semua nada dasar bermol ditemukan. Coba kamu uraikan lagi dengan jelas bagaimanakah susunan nada dasar untuk 5 mol sampai 7 mol ? dengan cara mencermati uraian diatas, kamu pasti bisa dan hal ini sangat vital sekali dalam memainkan organ, karena setiap nada yang kena mol atau kres ; tuts yang dipakai adalah tuts hitam (barisan atas). Sedangkan nada yang natural tuts yang dipakai adalah tuts putih ( barisan bawah). Selanjutnya bagaimana dengan nada yang dinaikkan ½ nada ? yang menjadi acuan adalah nada dasar C = do. Kita uraikan lagi susunan nada pada dasar C = do. c – d – e – f – g – a – b – c. untuk menentukan nada dasar pada tangga nada yang dinaikkkan ½ nada adalah dengan cara menunjuk nada ke-5 dari tangga nada netral (C = do) untuk menjadi nada dasar pada 1#. kita menemukan nada g adalah nada ke lima, berarti G = do adalah nada dasar untuk 1#. Sehingga apabila kita uraikan susunan nadanya adalah : g – a – b – c – d – e – fis – g’. Perhatikan nada ke-7 pada susunan nada pada nada dasar G =do, nada ke7 seharusnya adalah f tetapi akibat dinaikkan ½ nada maka namanya diganti menjadi fis. Berarti nada yang dinaikkan ½ nada adalah setiap nada ke7 dari tangga nada berkres. Untuk menentukan nada dasar 2# adalah menunjuk nada ke 5 dari nada dasar 1# ( G = do). nada yang ke lima pada nada dasar G = do adalah d. berarti nada dasar untuk 2# adalah d = do. jangan lupa, setiap nada ke -7 naikkan ½ nada. Maka apabila nada dasar 2# diuraikan adalah : d – e – fis – g – a – b – cis – d. parhatikan nada ke lima pada nada dasar d = do, nada tersebut adalah nada “a”, maka nada “a” tersebut adalah nada dasar untuk 3#. Dan jangan lupa nada yang ke-7 dinaikkan lagi ½ nada dan beri akhiran “is”. Dapatkah kamu menguraikan susunan nada untuk 4 # dan seterusnya? Dan selalu ingat setiap nada yang kena mol atau kres ; tuts yang dipakai adalah tuts hitam (barisan atas). Sedangkan nada yang natural tuts yang dipakai adalah tuts putih ( barisan bawah). Pada tangga nada mayor adakalanya terdapat beberapa nada yang mengalami naik atau turun ½ nada, tetapi tidak merubah jarak interval pada susunan nada pada tangga nada mayor. Nada tersebut disebut afiliasi nada, dan pada nada yang terafiliasi diberi tanda garis miring. Misalnya 1 di baca di, 2 dibaca ri, 4 dibaca phi dan lain-lain. ( kecuali nada 3 ( mi ) tidak pernah terafiliasi) apabila garis miringnya menghadap ke kanan berarti nada tersebut diturunkan, sebaliknya apabila garis miringnya kekiri nada tersebut dinaikkan. Nada tersebut dalam bermain organ yang kita tekan adalah tuts hitam. Tetapi apabila nada terafiliasi adalah nada yang kena mol atau kres, maka yang kita tekan adalah tuts putih. ( misalnya nada Fa pada nada dasar F = do, apabila nada fa berubah menjadi phi, maka yang ditekan adalah tuts putih). BAB II PENGENALAN ALAT MUSIK ORGAN Nama lain dari organ ada bermacam-macam. Kalangan Gereja HKBP menyebutnya dengan sebutan Orgel, atau pada zaman dahulu sering disebut Poti Parende. Ada juga yang menyebutnya dengan orgen (lampung). Kita semua pasti sudah pernah melihat bahkan memainkan tuts organ. Kalau kita perhatikan, ada dua baris / deretan tuts, barisan yang dibawah berwarna putih dan barisan atas berwarna hitam. Tuts yang berwarna putih digunakan untuk memainkan nada-nada yang netral ( belum terkena mol/kres) sedangkan tuts yang deretan atas yang berwarna hitam digunakan untuk memainkan nada yang sudah dimodifikasi ( kena mol atau kres, atau afiliasi) Pada awalnya ada organ atau keyboard yang diawali dengan nada F, biasanya digunakan untuk memainkan tangga nada minor, namun belakangan ini semua organ atau keyboard selalu diawali dengan nada C, karena tangga nada mayor lebih dominan digunakan. Beberapa istilah yang terdapat pada Organ Melodi dan Accord Melodi adalah nada-nada yang kita mainkan pada tuts organ, dan dimainkan oleh tangan kanan. Letaknya adalah pada oktav yang kedua sampai oktav yang kelima. Accord adalah nada-nada pengiring dari melodi, letaknya pada octav yang pertama atau yang kedua, dan dimainkan oleh tangan kiri. Pada pemakaiannya, melodi dan accord selalu dimainkan secara bersamaan. Accord ada tiga macam, yaitu Tonika ( 1 – 3 – 5 ), dominan ( 4 – 6 ) dan subdominan (7 – 2 ). SUSUNAN HARMONISASI NADA DAN ACORD Perhatikan cara penulisan huruf notasinya. Notasi yang ditulis dengan huruf kapital berarti posisi nada tersebut adalah 1 oktav diatas nada yang ditulis dengan huruf kecil. 1. Nada Dasar C = do Susunan nada : c – d – e – f – g – a – b – c’ Harmonisasi nada : do : g-C mi : c-e sol : e-g Fa : c-f la : f-a Re : b-D 7 : g-D Acord : 1 3 5: g-c 4 6 : f-a 2 7 : g-G 2. Nada Dasar G = do (1#) Susunan nada : g – a – b – c – d – e – fis – g’ Harmonisasi nada : do : d-g mi : g-b sol : b-d Fa : g-C la : c-e Re : fis-a si : d-fis Acord : 1 3 5 : g – D 4 6 : c – e 7 2 : d – D 3. Nada Dasar A = do (2#) Susunan Nada : d – e – fis – g – a – b – cis – d’ Harmonisasi Nada : do : a-D mi : d-fis sol : fis-a Fa : d-g la : g-b Re : cis – e si : a-Cis Acord : 1 3 5 : d – A 4 6 : g – b 7 2 : a – A 4. Nada Dasar A = do (3#) Susunan Nada : a – b – cis – d – e – fis – gis – a’ Harmonisasi Nada : do : e-A mi : a-CIS sol : cis-e Fa : a-D la : d-fis Re : gis-b si : e-gis Acord :1 3 5 : a – E 4 6 : d – fis 7 2 : e – E 5. Nada Dasar F = do (1b) Susunan Nada : f – g – a – bes – c – d – e – f’ Harmonisasi Nada : do : c-f mi : f-a sol : a-C Fa : f-BES la : bes – d Re : e-g si : c-e Acord 1 3 5 : f – C 4 6 : Bes – D 7 2 : c – C 6. Nada Dasar Bes = do(2b) Susunan Nada : bes – c – d – es – f – g – a – Bes’ Harmonisasi Nada : do : f-bes mi : bes-D sol : d-f Fa : bes-es la : es-g Re : e-g si : f-a Acord 1 3 5 : bes – F 4 6 : es – g 7 2 : f – F 7. Nada Dasar Es = do (3b) Susunan Nada : es – f – g – as – bes – c – d – Es’ Harmonisasi Nada : do : bes-Es mi : es-g sol : g-Bes Fa : es-as la : as-C Re : d-f si : bes-d Acord 1 3 5 : es – bes 4 6 : as – c 7 2 : bes – bes (Bes – d) 8. Nada Dasar As = do (4b) Susunan Nada : as – bes – c – des – es – f – g – as Harmonisasi nada : do : es-AS mi : as-C sol : c-es Fa : as-DES la : des-f Re : g-bes si : es-g Acord : 1 3 5 : es – AS 4 6 : des – f 7 2 : es – ES . Daftar lagu Wajib yang harus dihapal notnya. ( lagu yang dipakai dalam VOTUM pada tata ibadah kebaktian GKPS) Haleluya No. 5 (Lagu Galangan) Kidung Jemaat No 287 A Haleluya No. 12 (Lagu Galangan) Kidung Jemaat No 403 Haleluya No. 249 (Lagu Galangan) Haleluya No. 340 (Lagu Galangan) Haleluya No. 383 (Lagu Galangan) Haleluya No. 281 (Lagu Galangan) Haleluya No. 332 (Lagu Penutup Ambilan Kebaktian Model D) Haleluya No. 18 (Lagu menyambut Ambilan Kebaktian Model D) Es = do 1 1 3 3 0 3 3 5 5 0 5 5 6 . 5 4 3 . . Hale lu ya Ha le lu ya Ha le lu - - - - - - - ya! 1 1 3 4 5 5 3 4 5 5 ‘ 5 5 5 5 1 . 5 .’ 5 5 5 5 6 . 3 .’ Ai Ham do si ma da ha ra ja on, pa kon ha go go hon. Am pa ha sa nga pon 3 4 4 4 3 . 2 1 . 2 . 1 . . . Sa do kah ni do kah ni a men 5 . 6 . 5 . 6 . 5 . 4 . 3 . A ------ men A ------- men A men Disusun oleh SARDIN PURBA Untuk Kalangan Sendiri GKPS PASAR KEMIS 2013